Asa Dila, Anak Pemulung yang Ingin Bangkit Lewat Sekolah Rakyat

4 days ago 5
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ardila Lestari (13), siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 9 Bandung. Foto: Dok. Kemensos

Bagi Ardila Lestari, lahir di Kota Bandung tak serta merta membuatnya punya gaya hidup perkotaan. Sebagai anak dari seorang pemulung, siswa 13 tahun ini termasuk dalam kelompok masyarakat miskin ekstrem.

Tidak ada kata menyerah, begitulah sikap Dila ketika menjalani hidupnya. Ia menerima takdir sebagai masyarakat miskin dengan menjalani prosesnya agar bisa bangkit melalui jalur pendidikan di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 9 Bandung.

“Terima kasih Pak Presiden dan (Mensos) Gus Ipul. Awalnya aku enggak bakal bisa lanjut sekolah karena ekonomi keluarga susah. Sekolah Rakyat ini bikin aku bisa lanjutin sekolah, aku senang banget,” ungkap Dila saat ditemui di SRMP 9 Bandung, beberapa waktu lalu.

Rona kesedihan tidak terlihat di raut wajahnya, meski terkadang ia mengaku rindu sang ayah. Sejak ibunya berpulang tiga tahun lalu, Dila tinggal berdua bersama sang ayah yang berusia senja, 87 tahun.

Demi tugas sebagai seorang ayah yang bertanggung jawab, ia rela memulung botol plastik bekas di area perkomplekan dekat rumah mereka di Cikadut, Kampung Mande, Kota Bandung. Hasil yang didapat tak seberapa, dengan harga botol plastik hanya Rp 2.000 per kilogram, sehingga penghasilan rata-rata Rp 40 ribu–Rp50 ribu per minggu. Jumlah ini tentulah jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari sang ayah maupun mencukupi kebutuhan gizi Dila yang beranjak dewasa.

Uluran tangan orang baik di jalan berupa sekotak nasi pun menjadi santapan mewah bagi mereka. "Kalau aku mah, yang penting cukup ada nasi untuk makan, lauknya bisa pakai apa saja yang ada,” ucap Dila, mengenang masa lalunya.

Ardila Lestari (13), siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 9 Bandung. Foto: Dok. Kemensos

Saat hampir kehilangan kesempatan untuk melanjutkan sekolah karena ketiadaan biaya, harapan itu kembali hadir ketika Dila mengenal Sekolah Rakyat dari salah seorang Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).

“Aku dengar katanya bisa sampai dikuliahkan, jadi aku senang banget masuk sini,” kata Dila dengan mata berbinar.

Di balik senyumnya, Dila menyimpan mimpi besar untuk menjadi dokter. Cita-cita itu lahir bukan semata untuk meniti masa depan cemerlang, melainkan agar ia bisa merawat ayahnya sendiri tanpa terbebani biaya rumah sakit.

Sekolah Rakyat yang berbasis asrama, membuka sebuah harapan bagi Dila. Meski sempat dihantui rasa rindu dan khawatir akan kondisi kesehatan sang ayah, Dila memutuskan untuk fokus belajar setelah sang ayah dijamin untuk mendapatkan perawatan rutin ke rumah sakit.

Harapannya sederhana, agar tetap mandiri, berpijak di atas kaki sendiri, belajar rajin, dan kelak membanggakan ayah.

Sekolah Rakyat merupakan sekolah gratis berasrama untuk anak-anak keluarga miskin pada desil 1 dan 2 DTSEN. Saat ini, program tersebut telah hadir di 100 titik, dan segera bertambah 65 titik lagi hingga total mencapai 165 lokasi pada tahun ajaran 2025/2026.

Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan setiap sekolah dapat menampung hingga 1.000 siswa. Jika 500 sekolah rakyat terbangun, maka 500 ribu anak dari keluarga miskin akan mendapat akses pendidikan yang layak dan keluarganya diberdayakan untuk memutus mata rantai kemiskinan.

Read Entire Article