China protes larangan penjualan "drone" DJI oleh Amerika Serikat

3 days ago 6
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Beijing (ANTARA) - Pemerintah China memprotes keputusan terbaru Amerika Serikat yang melarang penjualan "drone" DJI di AS dengan alasan demi melindungi keamanan nasional.

"China dengan tegas menentang AS yang melampaui batas konsep keamanan nasional dan membuat daftar diskriminatif untuk menargetkan perusahaan-perusahaan China," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, Selasa (23/12).

Berdasarkan peraturan baru Komisi Komunikasi Federal (FCC) Amerika Serikat pada Selasa (23/12) meminta agar konsumen AS tidak membeli "drone" (Unmanned Aerial Vehicle atau pesawat tanpa awak) asing generasi berikutnya.

FCC melarang impor dan penjualan semua model pesawat tanpa awak (uncrewed aircraft systems UAS) dan komponen penting UAS yang diproduksi di negara asing, serta semua peralatan dan layanan komunikasi dan pengawasan video, termasuk DJI, dengan memasukkannya ke dalam apa yang disebut "Daftar Tercakup".

Alasannya adalah karena produk tersebut dianggap "menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima terhadap keamanan nasional Amerika Serikat dan terhadap keselamatan dan keamanan warga AS."

"AS harus menghentikan praktik yang salah ini dan menciptakan lingkungan yang adil, setara, dan tidak diskriminatif bagi perusahaan-perusahaan China," tegas Lin jian.

Keputusan itu juga diambil karena menurut FCC, AS bersiap untuk menjadi tuan rumah beberapa acara besar termasuk Piala Dunia FIFA 2026, perayaan America250, dan Olimpiade Musim Panas Los Angeles 2028.

Tanpa otorisasi FCC, model perangkat baru tidak dapat diimpor, dipasarkan, atau dijual di AS. Keputusan FCC tersebut mengecualikan model yang sudah disetujui untuk dijual dan yang saat ini digunakan.

Gedung Putih menyimpulkan bahwa UAS dan komponen penting UAS yang diproduksi di luar negeri menimbulkan “risiko yang tidak dapat diterima terhadap keamanan nasional Amerika Serikat dan terhadap keselamatan dan keamanan warga AS.”

Pengumuman minggu ini muncul setelah Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2025 disahkan oleh Kongres tahun lalu mewajibkan tinjauan keamanan terhadap peralatan yang diproduksi oleh DJI, Autel, dan pembuat drone asing lainnya paling lambat 23 Desember 2025.

DJI sendiri menguasai sekitar 70 persen pasar global, menurut data dari perusahaan riset pasar Research and Markets. Selain penggunaan di sektor publik, drone buatan China juga telah banyak digunakan di seluruh AS untuk berbagai tugas, termasuk inspeksi infrastruktur dan konstruksi, pemantauan tanaman, serta videografer profesional dan amatir.

Selama setahun terakhir, DJI telah menulis surat kepada para pejabat Amerika, termasuk Menteri Pertahanan Pete Hegseth, menyambut baik pengawasan dan pemeriksaan yang diperlukan terhadap produk-produknya.

DJI telah berulang kali meminta peninjauan yang adil, transparan, dan berbasis bukti terhadap teknologinya, dengan alasan bahwa kekhawatiran keamanan nasional harus dievaluasi berdasarkan keunggulan teknis, bukan hanya negara asal.

Namun, alih-alih pemeriksaan komprehensif seperti yang diharapkan oleh industri dan DJI, FCC mengatakan keputusannya didasarkan pada penilaian badan antarlembaga cabang eksekutif yang dibentuk Gedung Putih yang menyimpulkan bahwa "drone" dan komponen buatan luar negeri "dapat memungkinkan pengawasan terus-menerus, eksfiltrasi data, dan operasi destruktif di wilayah AS."

Kekhawatiran tentang "drone" buatan China dan DJI bukanlah hal baru.

Sejak 2017, Angkatan Darat AS melarang penggunaan drone DJI dengan alasan keamanan siber.

Pada tahun yang sama, Departemen Dalam Negeri AS mengeluarkan memo internal bahwa "drone" buatan China mungkin mengirimkan data penerbangan sensitif ke produsennya di China.

Pada 2020, DJI dimasukkan ke dalam daftar hitam ekonomi Departemen Perdagangan, atau yang disebut Daftar Entitas, karena dugaan keterlibatan perusahaan dalam pelanggaran hak asasi manusia dan pengawasan teknologi tinggi terhadap Muslim Uighur di Xinjiang dan minoritas lainnya di Tiongkok.

Tahun berikutnya, Departemen Keuangan AS juga memberlakukan pembatasan investasi pada DJI karena alasan serupa.

Pada 2022, Departemen Pertahanan menambahkan DJI ke dalam daftar perusahaan yang diduga bekerja sama dengan Tentara Pembebasan Rakyat China.

Meski DJI telah menolak karakterisasi Pentagon dan menggugat untuk penghapusannya, mereka kalah dalam gugatan pengadilan pada bulan September tahun ini.

Pada Juni 2025, Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk mempercepat komersialisasi teknologi "drone" dan meningkatkan produksi "drone" domestik demi melawan kendali atau eksploitasi asing.

Selain DJI, produk-produk China lain yang masuk dalam "Daftar Tercakup" FCC adalah dari Huawei, ZTE, Hytera (produsen transceiver radio dan sistem radio), Hikvision, Dahua, AO Kaspersky Lab, China Mobile, China Telecom, Pacific Networks' dan ComNet's, China Unicom.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article