Moskow (ANTARA) - Kanselir Jerman Friedrich Merz pada Rabu (17/12) menyatakan harapan bahwa proses diplomatik menuju penyelesaian damai di Ukraina dapat diselesaikan dalam beberapa pekan mendatang.
Konsultasi AS-Ukraina yang menampilkan utusan khusus AS Steve Witkoff dan menantu Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner, berlangsung di Berlin pada tanggal 14-15 Desember untuk membahas proposal perdamaian Trump.
Setelah diskusi tersebut, para pemimpin Uni Eropa mengeluarkan pernyataan bersama pada Senin (15/12) yang menguraikan jaminan keamanan untuk Ukraina dan langkah-langkah penyelesaian konflik yang diusulkan, termasuk potensi pengerahan pasukan multinasional dan mempertahankan kekuatan angkatan bersenjata Ukraina setidaknya 800.000 personel.
"Proses diplomatik yang baru saja dimulai diharapkan tidak hanya berlanjut dalam beberapa pekan mendatang, tetapi mungkin bahkan selesai," kata Merz dalam pidatonya di Bundestag.
Dalam pidato yang disiarkan langsung dalam situs web parlemen Jerman itu, sang kanselir tidak memberikan argumen apa pun yang mendukung kemungkinan hasil tersebut.
Mengenai peran Jerman, Merz menegaskan kesediaan negara itu untuk berkontribusi pada jaminan keamanan Ukraina di masa depan, tetapi menolak untuk merinci sifat kontribusi tersebut.
Dia menjelaskan bahwa detail dari kontribusi jaminan keamanan Ukraina itu hanya akan ditentukan setelah gencatan senjata diberlakukan.
Merz juga menekankan bahwa hasil konflik tersebut "akan sangat membentuk masa depan seluruh arsitektur keamanan Eropa."
Sejak pertengahan November, AS telah mempromosikan rencana perdamaian baru untuk Ukraina. Pada 2 Desember, Presiden Rusia Vladimir Putin menerima Witkoff dan Kushner di Kremlin. Kunjungan perwakilan AS ke Rusia terkait dengan pembahasan rencana perdamaian AS untuk Ukraina.
Asisten Kremlin Yuri Ushakov mengatakan pertemuan tersebut membantu Moskow dan Washington "melangkah lebih dekat untuk lebih memahami posisi masing-masing."
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menekankan bahwa rezim Kiev harus mengambil keputusan dan memulai negosiasi, mencatat bahwa ruang gerak negara tersebut semakin menyempit karena operasi ofensif Rusia yang sedang berlangsung.
Sumber: RIA Novosti/Sputnik-OANA
Baca juga: AS dan Rusia dijadwalkan bertemu di Florida bahas akhir perang Ukraina
Baca juga: Zelenskyy akan temui pejabat AS dan Eropa bahas perjanjian damai
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 week ago
9





































