Ankara (ANTARA) - Amerika Serikat berdalih operasi militernya di Suriah pada Jumat (19/12) untuk membalas atas serangan mematikan ISIS pada 13 Desember terhadap pasukan AS di Palmyra.
"Hari ini, pasukan AS memulai Operasi Hawkeye Strike di Suriah untuk menumpas para petempur, infrastruktur, dan lokasi persenjataan ISIS," kata Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth di platform X.
Operasi itu disebut sebagai balasan langsung atas serangan yang menargetkan personel AS yang ditempatkan di wilayah timur Suriah.
"Ini bukan awal sebuah perang — ini adalah deklarasi pembalasan," kata Hegseth, seraya menambahkan bahwa AS "tak akan pernah ragu dan tak akan pernah kendur" untuk melindungi rakyatnya.
Ia mengatakan AS telah "memburu dan menewaskan" sejumlah individu dalam serangan itu dan mengisyaratkan bahwa tindakan seperti itu akan dilanjutkan.
"Jika Anda menargetkan orang Amerika — di mana pun di dunia — Anda akan menghabiskan sisa hidup Anda yang singkat dan penuh kecemasan dengan mengetahui bahwa Amerika Serikat akan memburu Anda, menemukan Anda, dan membunuh Anda tanpa ampun," kata Hegseth, memperingatkan.
Lokasi persis operasi militer itu serta jumlah korban dan perincian lainnya belum diungkapkan.
Serangan kelompok teroris ISIS (Daesh) yang mematikan awal bulan ini di Suriah menewaskan dua tentara AS dan seorang warga sipil.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Trump janji beri kerusakan besar ke ISIS yang tewaskan 3 warga AS
Baca juga: AS-Suriah hancurkan 15 gudang senjata ISIS dalam operasi 4 hari
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 week ago
24





































