Jakarta (ANTARA) - Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan kurs rupiah menguat dipicu pertumbuhan ekonomi AS yang tumbuh di atas proyeksi pelaku pasar.
“Pertumbuhan ekonomi ini diperkirakan hanya insidensil sesaat karena tarikan data yang bergeser akibat shutdown (penutupan pemerintah AS). Ke depan, triwulan IV-2025 pertumbuhan ekonomi AS akan kembali stabil di 3,5 persen,” ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan di Jakarta, Rabu, bergerak menguat 22 poin atau 0,13 persen menjadi Rp16.765 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.787 per dolar AS.
Keterlambatan rilis data ekonomi AS yang seharusnya di bulan Oktober 2025 juga mendukung penguatan rupiah, sehingga pelaku pasar lebih fokus pada proyeksi pertumbuhan triwulan IV-2025.
Baca juga: Soal merchant hanya terima QRIS, BI: Pembayaran tunai masih diperlukan
“Ini mirip-mirip sama pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II yang diumumkan BPS (Badan Pusat Statistik) 5,12 persen yang diragukan pelaku pasar karena melebihi potensinya yang tidak lebih dari 5 persen, ungkap dia.
Melihat sentimen domestik, lanjut Rully, kebutuhan dolar oleh kebanyakan korporasi yang sudah terpenuhi menurunkan tekanan permintaan terhadap mata uang tersebut.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga bergerak menguat di level Rp16.767 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.790 per dolar AS.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.








































