Saat Citra Mengalahkan Tanggung Jawab dalam Politik Indonesia

1 week ago 24
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ilustrasi politik Indonesia. Source: Gemini

Setiap musim pemilu di Indonesia, kita menyaksikan pola yang berulang: baliho membanjiri jalan, media sosial dipenuhi potongan video emosional, dan tokoh politik tampil seolah-olah paling dekat dengan rakyat. Namun di balik semua itu, ada satu praktik yang jarang dibicarakan secara jujur—political marketing.

Political marketing bukan sekadar strategi kampanye. Ia adalah cara bagaimana politik “dikemas”, “dipasarkan”, dan akhirnya dikonsumsi oleh publik.

Dalam praktiknya, politik di Indonesia semakin menyerupai pasar di mana kandidat menjadi merek, pemilih menjadi konsumen, dan janji politik diperlakukan seperti iklan yang masa berlakunya sering kali habis setelah pemungutan suara.

Politik yang Berbasis Figur, bukan Program

Ilustrasi politik identitas. Foto: Shutter Stock

Di Indonesia, politik lebih banyak digerakkan oleh figur dibandingkan gagasan. Banyak pemilih mengenal nama kandidat, tetapi tidak memahami secara utuh program atau rekam jejak kebijakannya. Ini bukan semata kesalahan pemilih, melainkan hasil dari political marketing yang menekankan citra personal—sederhana, religius, tegas, atau “merakyat”—sebagai nilai jual utama.

Akibatnya, politik menjadi urusan emosi dan identitas. Pilihan politik sering kali bukan soal “apa yang akan dilakukan”, melainkan “siapa dia” dan “apakah dia seperti kita”.

Ketika Pelanggaran Menjadi Hal Biasa

Dalam konteks ini, pelanggaran etika dan skandal politik sering kali tidak lagi mengejutkan. Kasus korupsi, pernyataan kontroversial, atau inkonsistensi sikap politik kerap dianggap sebagai bagian dari “risiko jabatan”. Di sinilah political marketing memainkan peran penting: bukan untuk mencegah pelanggaran, melainkan untuk mengelolanya.

Ilustrasi politik identitas. Foto: Shutter Stock

Alih-alih bertanggung jawab secara substantif, aktor politik kerap menggunakan strategi komunikasi untuk menormalisasi kesalahan. Isu dialihkan, kritik dibingkai sebagai serangan politik, atau publik diarahkan pada narasi identitas dan loyalitas kelompok. Dalam kondisi ini, yang diuji bukan integritas aktor politik, melainkan seberapa kuat merek politiknya bertahan di tengah krisis.

Media sosial mempercepat dan memperparah kondisi ini. Algoritma cenderung mengangkat konten yang memicu kemarahan, ketakutan, atau kebanggaan kelompok. Political marketing pun menyesuaikan diri: pesan disederhanakan, emosi diperkeras, dan konflik diperpanjang demi atensi.

Ironisnya, skandal tidak selalu merugikan. Dalam politik yang terpolarisasi, kontroversi justru bisa memperkuat dukungan dari basis loyal. Yang penting bukan benar atau salah, melainkan apakah “kita” merasa diserang oleh “mereka”.

Demokrasi yang Perlu Dikoreksi

Ilustrasi Demokrasi. Foto: Sorapop Udomsri/Shutterstock

Political marketing tidak sepenuhnya buruk. Ia membantu politik menjadi lebih komunikatif dan dekat dengan publik. Namun ketika pemasaran menggantikan pertanggungja...

Read Entire Article