Studi ungkap lagu pop modern kian negatif dalam 50 tahun terakhir

1 week ago 23
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta (ANTARA) - Bila ada orang tua yang mengeluhkan lagu-lagu zaman sekarang tidak seperti dulu, bisa jadi hal tersebut bukan sekedar nostalgia dan benar adanya.

Penelitian baru-baru ini mengungkap bahwa lagu-lagu pop modern menjadi lebih bernuansa negatif dalam 50 tahun terakhir dibandingkan lagu-lagu terdahulu.

"Dalam jangka panjang, musik populer mencerminkan perubahan yang lebih luas dalam iklim emosional masyarakat," kata salah satu peneliti Dr. Mauricio Martins dari University of Vienna, dilansir Daily Mail.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports itu dilakukan dengan menganalisis kompleksitas lebih dari 20.000 lirik lagu berbahasa Inggris dalam tangga lagu Top 100 Amerika Serikat (AS) dari tahun 1973 hingga 2023.

Hasilnya, lirik lagu-lagu populer menjadi lebih sederhana dan lebih negatif dari waktu ke waktu, serta mengandung lebih banyak kata yang berkaitan dengan stres selama 50 tahun terakhir.

Temuan itu menunjukkan kata-kata negatif seperti “bad”, “cry”, “wrong”, “miss”, “kill”, dan “hurt” semakin menjadi lebih sering digunakan dari waktu ke waktu.

Para peneliti mengatakan bahwa temuan tersebut bertepatan dengan meningkatnya angka depresi dan kecemasan, serta pemberitaan negatif di media massa maupun buku-buku fiksi.

"Meningkatnya penggunaan bahasa yang berkaitan dengan stres dan negatif dalam lirik lagu sejalan dengan peningkatan stres, kecemasan, serta apa yang disebut sebagai 'penyakit akibat keputusasaan' di kalangan masyarakat," kata Dr. Martins.

Adapun lirik lagu yang lebih sederhana dapat mencerminkan pergeseran budaya dan cara berpikir, seperti rentang perhatian yang makin pendek, perubahan kebiasaan mendengarkan musik dengan adanya layanan streaming, atau menurunnya kompleksitas linguistik yang juga tampak pada buku dan komunikasi daring.

Dr. Martins mengatakan bahwa beberapa lagu yang menonjol dalam data penelitian mereka karena menggunakan bahasa yang sangat negatif dan berkaitan dengan stres, di antaranya “Cry Me A River” milik Justin Timberlake dan “Hurt” yang dinyanyikan Elvis Presley.

Di sisi lain, terdapat lagu-lagu dengan nuansa yang jauh lebih positif, seperti “YMCA” dari Village People dan “Do I Do” karya Stevie Wonder.

Para peneliti juga menemukan bahwa popularitas lagu-lagu dengan lirik yang lebih kompleks mulai meningkat sejak tahun 2016 dan seterusnya.

Namun pada peristiwa besar seperti pandemi COVID-19, lirik lagu justru menjadi lebih rumit dan positif, serta lebih sedikit mengandung kata-kata yang berhubungan dengan stres, atau bahkan tidak menunjukkan perubahan berarti pada lirik.

Para peneliti menduga hal itu bisa jadi karena musik yang lebih positif dan kompleks kerap digunakan sebagai sarana pelarian sebagai bentuk pengaturan emosi untuk meredakan tekanan pada masa-masa penuh stres tersebut.

"Dalam peristiwa ekstrem, orang mungkin lebih menyukai musik dengan lirik yang tidak terlalu menegangkan dan lebih positif untuk mengatur suasana hati atau keadaan emosional mereka," tulis penelitian tersebut.

Para peneliti menggarisbawahi bahwa temuan itu memperkaya pemahaman tentang musik sebagai alat unik untuk mengelola emosi, sekaligus menegaskan perannya yang penting dalam membentuk dan mencerminkan suasana perasaan hati masyarakat dari waktu ke waktu.

Baca juga: Rama Davis suguhkan nuansa pop-modern di lagu "Better on You"

Baca juga: Lady Gaga kembali ke modern pop lewat lagu baru "Stupid Love"

Baca juga: Pencipta Tabola Bale raih penghargaan Pencipta Lagu Pop Terbaik AMI

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article