Jakarta (ANTARA) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berharap kredit pada 2026 dapat tumbuh pada kisaran 10-12 persen, seiring dengan penyaluran KPR skema FLPP dan KUR perumahan atau kredit program perumahan (KPP) yang berpotensi meningkat.
“Tahun depan kalau di BTN ada dua (motor penggerak kredit). Satu, FLPP. Kedua, KPP. Satu saja (FLPP) sudah 8-9 persen. Ditambah yang satu lagi (KPP), saya masih yakin 10-12. Karena hari ini kita punya dua produk itu,” Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu saat dijumpai media di Jakarta, Kamis.
Selain kredit, Nixon mengungkapkan bahwa perseroan juga berharap pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) berada di atas pertumbuhan kredit. Adapun laba diekspektasikan tetap tumbuh dua digit.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Network & Retail Funding BTN Rully Setiawan menyampaikan bahwa perseroan juga berfokus untuk membangun basis dana murah atau current account savings account (CASA).
“Real CASA itu adalah tabungan dan giro yang non-special rate. Tidak ada special rate di tabungan dan giro, dan itu menjadi target kita di tahun depan. Target kita yang utama,” kata Rully.
Ketika ditanya kisaran rasio yang ingin dijaga perseroan, Rully berharap rasio CASA dapat meningkat setidaknya 5 persen dari rasio saat ini.
“CASA ratio-nya itu minimal, naik, bisa menjangkau mungkin hampir ke 60 persen,” kata Rully.
Adapun hingga November 2025, kredit dan pembiayaan yang disalurkan BTN tercatat tumbuh sebesar 8,74 persen year on year (yoy) mencapai Rp386,47 triliun. Sementara DPK meningkat 15,77 persen yoy menjadi Rp423,96 triliun.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan serta DPK membuat aset BTN naik 12,16 persen yoy menjadi Rp503,99 triliun, melampaui target aset sebesar Rp500 triliun yang ditetapkan pada awal tahun 2025.
Memasuki akhir tahun, perseroan akan tetap fokus pada penyaluran kredit ke sektor perumahan terutama KPR subsidi dan non-subsidi dalam rangka memenuhi kebutuhan hunian di Indonesia.
Selain itu, perseroan juga fokus pada penyaluran kredit korporasi ke berbagai sektor di sekitar perumahan, termasuk sektor real estate, listrik, gas, air, dan perdagangan besar.
Sementara dari sisi perolehan DPK, BTN bakal melanjutkan strategi peningkatan pendanaan berbiaya murah terutama yang berasal dari nasabah ritel maupun institusi skala menengah untuk mempercepat tren penurunan biaya dana di BTN. Peningkatan DPK juga didukung dengan adanya solusi digital berupa super apps Bale by BTN serta Bale Korpora.
Baca juga: BTN bukukan laba bersih Rp2,91 triliun hingga November 2025
Baca juga: BTN sediakan fasilitas pembiayaan Rp4,5 triliun untuk Danareksa
Baca juga: Analis prediksi kinerja BTN semakin positif usai spin-off BTN Syariah
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.








































