Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Prey Chan, Banteay Meanchey, Kamboja, Jumat (29/8/2025). Sejumlah warga Kamboja di perbatasan Prey Chan masih menanti kejelasan status tempat tinggal mereka akibat konflik perbatasan Kamboja dengan Thailand. Sebelumnya, militer Thailand menutup akses jalan menuju Desa Prey Chan yang membuat warga Kamboja tidak dapat kembali ke rumah mereka.
REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja telah diberlakukan pada Sabtu (27/12/2025) pukul 12.00, menurut Menteri Pertahanan Thailand Natthaphon Narkphanit. Gencatan senjata itu juga akan dipantau ketat selama 72 jam oleh kedua pihak dan para pengamat militer dari negara-negara anggota ASEAN.
"Gencatan senjata akan berlaku mulai pukul 12.00 hari ini di sepanjang garis kontak militer (kedua negara)," katanya usai perundingan bilateral dengan Kamboja pada hari yang sama.
Kedua pihak juga sepakat untuk tidak menambah pasukan atau mengerahkan peralatan militer dan senjata tambahan di sepanjang perbatasan, kata Narkphanit. Ia menegaskan seluruh pasukan di garis kontak harus sepenuhnya menghentikan semua tindakan permusuhan.
"Jika wilayah perbatasan tetap aman, warga yang dievakuasi bisa kembali," kata Narkphanit.
Ia menambahkan bahwa Thailand selanjutnya akan menyerahkan prajurit yang ditangkap ke pihak Kamboja.
Sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja telah berlangsung puluhan tahun. Namun, sengketa itu berubah menjadi konflik bersenjata pada 24 Juli, ketika kedua negara saling melancarkan tembakan artileri dan serangan udara.
Pada 4 Agustus, kedua pihak mengumumkan gencatan senjata yang kemudian diperkuat dengan perjanjian pelaksanaan beberapa hari setelahnya. Namun, bentrokan kembali terjadi sejak awal Desember dan telah menewaskan 96 orang dari kedua pihak.
sumber : Antara, Sputnik/RIA Novosti

10 hours ago
2




,x_140,y_26/01kdfkg332x5xwjb44ddfrf4m7.jpg)

































