Pernahkah anda merasa hubungan seperti roller coaster? Apakah barangkali anda merasa selalu bahagia, atau malah terjun bebas pada suatu konflik yang seolah tidak terselesikan? adang di puncak bahagia, kadang terjun bebas dalam konflik? Atau mungkin anda bertanya-tanya, “Apa rahasia pasangan di luar sana yang tetap solid bertahun-tahun?” Jawabannya ternyata tidak melulu tentang “jodoh” atau “keberuntungan”, apa lagi zodiak dan ramalan.
Sains justru punya banyak pembahasan soal cinta itu. Mungkin bukan tentang cinta secara ilmiah, tetapi tentang “relasi” kita dengan manusia lainnya. Dalam beberapa dekade terakhir, para peneliti telah memetakan prinsip-prinsip penting yang membuat sebuah hubungan tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang. Mari kita telusuri bersama, dengan bahasa yang mudah dicerna.
Konsep Teori Pemeliharaan Hubungan (Relational Maintenance Theory) adalah kuncinya. Pemikiran ini dicetuskan oleh Daniel Canary san Laura Stafford pada tahun 1990 melalui bukunya melalui bukunya yang berjudul “Maintaining Relationship Through Communication”. Kemudian dari sini, muncul banyak pemikiran lain yang membahas bagaimana caranya agar hubungan ini bisa bertahan lebih lama dan berkualitas.
Pikirkan hubungan seperti taman yang indah. Ia tidak akan indah dengan sendirinya; butuh penyiraman, pemupukan, dan perawatan rutin. Demikian juga hubungan, butuh strategi dan tindakan aktif dari kedua belah pihak untuk menjaga kehangatan, stabilitas, dan kepuasan.
Permasalahannya, antara pria dan wanita sering kali punya “pedoman” perawatan yang sedikit berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa wanita cenderung lebih memprioritaskan perasaan emosional yang terhubung dan obrolan mendalam sebagai bentuk perawatan. Sedangkan pria mungkin lebih sering menunjukkan kasih sayang melalui solusi praktis dan aktivitas bersama.
Perbedaan ini bukan kelemahan, melainkan keragaman gaya cinta. Kuncinya terletak pada sikap saling mengenali dan mengapresiasi gaya pasangan anda, lalu mencari titik temu. Dengan memahami teori ini, kita menyadari bahwa cinta yang langgeng adalah pilihan dan usaha, bukan hanya perasaan pasif.
Komunikasi yang Jelas Adalah Senjata Utama
Jika hubungan adalah taman, maka komunikasi adalah saluran airnya. Tanpanya, segalanya layu, kering, kemudian mati. Nah, komunikasi efektif terdiri dari dua jalur, yakni verbal (kata-kata) dan non-verbal (bahasa tubuh).
Dalam berdialog satu sama lain, anda harus mengerti seni bertutur dan mendengar. Alih-alih menuduh, mengapa kita tidak menggunakan “Pernyataan Aku”?
Katakanlah kasusnya pasangan terlambat dalam sebuah janji. Kemudian situasi setelahnya jadi canggung akibat rencana yang berubah. anda bisa mengutarakan perasaan dengan cara menyebutkan apa yang sebenarnya anda ekspektasikan. Daripada berdebat dan menuduh “Kamu terlambat lagi, kenapa sih?” akan lebih baik jika diucapkan “Aku merasa khawatir jika kamu telat dan tidak berkabar.”
Jika sudah selesai mengutarakan pendapat, usahakan menjadi pendengar yang aktif juga. Hindari menyela dan upayakan untuk fokus pada apa yang sedang dibicarakan oleh pasangan anda. Mengulangi perkataan pasangan dengan bahasa sendiri juga akan memvalidasi bahwa anda memahami apa yang sebenarnya dilihat dari perspektif pasangan anda.
Waspadai “Bahasa Diam” yang Keras
Setelah mendengarkan, tentu pembicaraan tidak selesai di situ bukan? Responi dengan apa yang anda pikirkan sebagai solusi yang baik kemudian minta pendapat dari perspektif pasangan anda. Sebuah jalan keluar harus ada meski tidak selalu bisa ditemukan saat itu juga.
Selain itu, senyuman, pelukan, atau tatapan penuh perhatian bisa lebih bermakna dari seribu kata. Sebaliknya, tangan yang terlipat, tatapan menghindar, atau ekspresi dingin bisa mengirimkan sinyal penolakan, meski mulut berkata “tidak apa-apa”. Kita perlu memikirkan bagaimana sikap kita saat berbicara dan mendengarkan lawan bicara demi mendapatkan hasil yang diharapkan. Seperti yang diteliti oleh Nofali & Gasim (2024), kesadaran akan strategi komunikasi non-verbal ini penting untuk interaksi pasangan yang sehat.

13 hours ago
5




,x_140,y_26/01kdfkg332x5xwjb44ddfrf4m7.jpg)

































