Seoul (ANTARA) - Korea Selatan dan Rusia baru-baru ini menggelar pembicaraan tertutup di Moskow mengenai program nuklir Korea Utara dan berbagai isu keamanan regional yang mendesak, kata sumber diplomatik pada Minggu (21/12).
Menurut sumber anonim tersebut, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan yang menangani isu nuklir Korea Utara baru-baru ini melakukan perjalanan ke Moskow untuk bertemu dengan Duta Besar Keliling Kementerian Luar Negeri Rusia untuk isu nuklir Korea Utara, Oleg Burmistrov, serta pejabat terkait lainnya.
Pejabat Korea Selatan itu dilaporkan meminta Rusia untuk memainkan peran konstruktif dalam menjaga perdamaian di Semenanjung Korea, seiring upaya Seoul membuka kembali dialog dengan Korea Utara pada tahun depan serta adanya upaya untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Mengingat hubungan erat Rusia dengan Korea Utara, Korea Selatan kemungkinan meyakini bahwa Moskow dapat memainkan peran penting dalam memastikan kembalinya Pyongyang ke meja perundingan.
Selain pertemuan antara menteri luar negeri kedua negara pada September lalu, pertemuan terbaru ini merupakan yang pertama yang melibatkan pejabat urusan nuklir Korea Utara dari Seoul dan Moskow sejak Oktober 2024.
Hal itu lantaran hubungan bilateral Korea Selatan dan Rusia memburuk akibat pengerahan pasukan Korea Utara untuk bertempur bersama Rusia di Ukraina.
Korea Selatan juga diduga memanfaatkan pertemuan tersebut untuk menyampaikan keprihatinannya mengenai kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara, yang dipandang Seoul sebagai potensi ancaman keamanan bagi Semenanjung Korea.
Adapun dalam pengarahan kebijakan kepada Presiden Lee Jae Myung, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan akan memantau dengan cermat mengenai pembicaraan terkait upaya mengakhiri perang di Ukraina.
Kementerian itu juga berupaya mencari peran konstruktif Rusia dalam isu-isu yang berkaitan dengan Semenanjung Korea, sembari berupaya memulihkan hubungan dengan Moskow.
Kementerian juga menegaskan akan melanjutkan upaya diplomatik untuk menghentikan kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara, yang digambarkannya sebagai pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.
Sumber: Yonhap-OANA
Baca juga: Mantan pejabat Trump: Korea Selatan dapat terdorong ke opsi nuklir
Baca juga: Korea Utara, China, dan Rusia percepat perluas persenjataan nuklir
Baca juga: Korsel dan AS kecam Korut kirim rudal ke Rusia untuk lawan Ukraina
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

5 days ago
7




,x_140,y_26/01kdfkg332x5xwjb44ddfrf4m7.jpg)

































