Rerata Nilai TKA Jeblok: Alarm Bahaya Pendidikan

3 days ago 16
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menilai rendahnya nilai Tes Kompetensi Akademik (TKA) 2025, khususnya pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika, bukanlah hal yang mengejutkan. Menurut JPPI, hasil tersebut justru mengonfirmasi persoalan mendasar kualitas pendidikan nasional yang selama ini tidak dibenahi secara serius.

Dalam data capaian nasional yang dihimpun Republika, rerata nilai Matematika wajib 36,10 dari 3.489.148 siswa. Sedangkan rerata Bahasa Indonesia 55,38 dari 3.477.893 siswa. Kemudian nilai Bahasa Inggris wajib 24,93 dari 3.509.688 siswa. 

Begitu juga dalam rerata nilai TKA berdasarkan jenjang SMA atau SMK. Untuk TKA di jenjang SMA nilai rerata TKA bahasa Indonesia (57,39), matematika (37,23), dan bahasa Inggris (26,71). Kemudian untuk jenjang SMK nilai rerata TKA bahasa Indonesia (53,62), matematika (34,74), dan bahasa Inggris (22,55).

Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, menekankan rendahnya nilai TKA 2025 harus menjadi alarm serius bagi pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Hasil ini harus diikuti pembenahan menyeluruh.

“Presiden harus fokus di sektor pendidikan. Anggaran pendidikan tidak berpihak pada pendidikan. Selama pemerintah menyepelekan pendidikan dan tidak punya komitmen anggaran untuk sektor pendidikan, perbaikannya hanya akan seperti polesan kosmetik saja, tidak menyentuh akar masalah,” kata Ubaid, saat dihubungi Republika Rabu (24/12/2025). 

Ubaid mengatakan capaian TKA yang rendah sejalan dengan berbagai hasil asesmen pendidikan sebelumnya.  “Sama sekali tidak mengejutkan. Dari dulu juga sudah buruk. Dari berbagai instrumen asesmen yg lain juga buruk. Jadi ini memang kenyataan kualitas pendidikan kita memang buruk. Ya harus diterima dan diperbaiki. Jangan diassessment mulu tapi ga pernah diperbaiki,” ujar Ubaid.

Menurut Ubaid rendahnya nilai TKA tidak hanya terjadi pada Matematika dan Bahasa Inggris, termasuk Bahasa Indonesia. Ia menilai persoalan utama bukan semata kemampuan siswa, melainkan lemahnya tata kelola pendidikan secara menyeluruh.

“Tidak hanya persoalan gurunya, tapi juga soal kepemimpinan sekolah, evaluasi yang tidak berkualitas, pengawasannya yang lemah, quality control-nya juga bermasalah. Infrastruktur Sekolahnya juga masih parah dan tidak ramah anak. Jadi mesti dibenahi semua karena problemnya sudah sistemik dan terstruktur, tidak bisa diselesaikan hanya parsial,” katanya.

Disinggung apakah ada pengaruh terkait metode pembelajaran dan kurikulum, JPPI menilai rendahnya hasil TKA tidak bisa serta-merta disalahkan pada kurikulum yang berlaku saat ini. Menurut Ubaid, pergantian kurikulum yang berulang tidak pernah menghasilkan peningkatan signifikan karena tidak diiringi perbaikan sistem pendukung. 

“Menurut saya ini nggak ada pengaruhnya dengan kurikulum. Dari dulu kurikulum digonta-ganti ya masih buruk juga hasilnya sampai sekarang,” katanya. 

JPPI juga menyoroti lemahnya pembinaan dan pelatihan guru, termasuk pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris. Ubaid menilai tidak ada sistem pembinaan guru yang berjenjang, sistematis, dan berkelanjutan, serta minim dukungan anggaran. 

“Pembinaan guru di semua mapel masih sangat lemah. Kenapa? Ya ga ada sistem yang berjenjang, sistematis dan berkelanjutan. Nggak ada dukungan anggaran juga. Jadi mau melakukan apa? Ya gini-gini aja jalan di tempat.,” kata dia.

Read Entire Article