Roda yang Berputar: Klub Motor dan Kehidupannya di Hindia Belanda

4 days ago 5
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Kehidupan sehari-hari tak lepas kaitannya dengan teknologi, salah satunya mesin beroda dua yaitu motor. Kendaraan ini mampu membawa kita dari satu tempat ke tempat lain dengan waktu lebih efisien dibandingkan berjalan kaki. Tidak sedikit masyarakat saat ini di Indonesia yang memiliki motor di rumah untuk menunjang produktivitas harian.

Ternyata, motor sudah eksis sejak masa pemerintahan kolonial Belanda yaitu pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Motor menjadi barang mewah bagi para masyarakat saat itu, hanya segelintir golongan yang memiliki akses untuk membeli dan menggunakannya. Motor pertama yang dijual di Indonesia merupakan motor buatan Eropa yang dibuat oleh Hildebrand & Wolfmuller.

Abdul Hakim dalam Jakarta Tempo Doeloe mencatat bahwa masyarakat saat itu tercengang dan terbengong-bengong, sampai-sampai mereka menjulukinya sebagai “kereta setan”. Akan tetapi, berkat motor pertama yang masuk ke Indonesia, beberapa orang Eropa dan orang Bumiputera dari kalangan kelas atas dan kalangan Eropa mulai mengimpor motor dari Eropa dan membentuk suatu komunitas mereka sendiri.

Ilustrasi kegiatan motor klub di Indonesia masa kolonial. Amalia

Perkumpulan pecinta dan pemilik motor di Indonesia pada masa kolonial dibentuk sejak awal tahun 1900-an. Pada saat itu, jumlah pemilik kendaraan bermotor masih sangat sedikit, sehingga mereka sepakat untuk mendirikan sebuah perkumpulan. Komunitas motor pertama yang tercatat adalah Javasche Motor Club (JMC), berdiri pada tanggal 27 Maret 1906 dan berkantor di Jalan Bojong 153–156, Semarang. Tujuan awalnya sangat sederhana yaitu hanya untuk mempertemukan para pemilik kendaraan bermotor.

Seiring waktu, komunitas ini berkembang menjadi organisasi yang lebih besar dan diakui secara resmi oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada tahun 1908, namanya berubah menjadi Koninklijke Het Koninklijke Nederlands Indische Motor Club (KNIMC) dengan peran yang meluas hingga mencakup regulasi lalu lintas serta kegiatan pariwisata di Hindia-Belanda. Sepeda motor menjadi salah satu simbol status sosial dan modernitas pada zaman tersebut. Mayoritas anggota KNIMC adalah pengusaha-pengusaha pabrik yang sudah memiliki sepeda motor.

Iklan Java Motor Club. Sumber: deplher.nl dapat diakses publik

Tak hanya klub, media khusus yang membahas dunia motor juga mulai bermunculan. Pada akhir tahun 1913, majalah Magneet diterbitkan sebagai organ resmi dari Motor-Wielrijders Bond (“Serikat Pengendara Sepeda Motor”). Majalah ini kemungkinan merupakan jurnal pertama di Hindia Belanda yang membahas kehidupan di jalan-jalan modern secara eksklusif untuk kehidupan jalan-jalan yang modern dari aktivitas klub motor.

Setelah terbentuk, klub-klub motor di Hindia Belanda bukan cuma sekadar tempat orang pamer kendaraan mahal. Mereka punya beragam aktivitas yang membuat komunitas ini hidup dan menarik perhatian masyarakat. Salah satu kegiatan utama adalah touring antar kota. Para anggota kadang menempuh jarak puluhan hingga ratusan kilometer, melewati jalan-jalan kota besar seperti Semarang, Surabaya, dan Batavia. Mereka juga memanfaatkan alat transportasi baru tersebut untuk menjelajahi dan mengunjungi panorama alam yang ada di Indonesia.

Touring tidak sekadar menjadi ajang perjalanan, tetapi juga sarana mempererat hubungan antaranggota. Selain itu, aktivitas ini dimanfaatkan untuk menjelajahi panorama alam di Jawa dan wilayah sekitarnya. Peta Automobielkaart van de Java Motor Club van Java en Madoera menunjukkan rute-rute perjalanan yang biasa ditempuh oleh para pengendara motor kolonial.

Pada pertemuan klub, para anggota juga membahas mengenai iuran rutin dan juga perencanaan kedepannya terkait pengelolaan serta perkembangan hiburan balapan motor. Balapan motor di sering kali menjadi tontonan yang menarik bagi masyarakat sekitar, sekaligus memperlihatkan kecanggihan teknologi dan keterampilan berkendara para anggota klub.

aktivitas ini memperkuat ikatan sosial antaranggota dan menegaskan bahwa klub motor bukan hanya soal mesin, tetapi juga soal prestise, pergaulan, dan identitas sosial. Media masa kolonial, termasuk majalah Magneet, sering memuat laporan tentang touring, balapan, dan pertemuan klub. Karena seringnya mereka melakukan touring beberapa hotel dan tempat wisata di seluruh Hindia Belanda terhubung dengan organisasi klub motor seperti Javasche Motor Club.

Akan tetapi karena aksi Read Entire Article