Prajurit KRI dr Soeharso-990 Satgas TNI AL dibantu warga melakukan evakuasi medis lewat udara bagi korban bencana alam di Desa Marlempang, Aceh Tamiang, Aceh, Kamis (11/12/2025). TNI AL menggunakan helikopter untuk melakukan evakuasi medis lewat udara bagi warga yang terdampak bencana alam karena sulit dijangkau melalui jalur darat akibat akses yang terputus di wilayah Aceh Tamiang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Seorang prajurit TNI dari Kodim 0117 Aceh Tamiang, Aceh, Sersan Satu (Sertu) Hamzah Lubis bergegas mengevakuasi seorang ibu yang terjebak longsor ketika hujan deras masih mengguyur wilayah tersebut pada 26 November 2025 sekitar pukul 15:00 WIB.
Hamzah langsung turun detik itu juga untuk mengeluarkan ibu yang terjebak longsor dengan membawa alat seadanya, seperti dongkrak dan tembilang. Korban berhasil dievakuasi sekitar pukul 16:30 WIB dengan keadaan selamat.
Namun saat Hamzah tengah siaga bencana, hari itu ia juga kehilangan sang istri yang terjebak reruntuhan longsor di rumahnya.
Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu, Hamzah sejatinya sudah menyelesaikan tugas piketnya, banjir dan longsor yang membuat banyak warga terjebak membuat dia tetap meminta kepada atasannya untuk ikut berjaga. Hamzah lantas pamit ke istri dan kedua anaknya untuk tetap bertugas malam itu.
Almarhumah Lelawani (39), sang istri, sempat protes, "Abang kan baru turun piket. Jadi, tidak balik lagi nanti," kata Hamzah menirukan ucapan istrinya saat ditemui di markas Kodim Aceh Tamiang, Kualasimpang, Senin (22/12).
Pukul 20.10 WIB Hamzah pun meninggalkan Lelawani dan kedua anaknya, Fersie Bintang Aura Lubis (16) dan Amanda Aqila Lubis (11), untuk kembali bertugas. Sekitar pukul 21:30 WIB Hamzah mendengar ada bunyi longsor di belakang markas. Ia langsung teringat istri dan kedua anaknya sedang di dalam rumah.
Hamzah dan sejumlah prajurit yang malam itu sedang berjaga langsung berlari ke belakang. Jarak dari pos penjagaan ke rumah dinas Hamzah sekitar 100 meter. Begitu tiba, Hamzah mendapati rumahnya sudah hancur tertimpa beton yang jatuh akibat tanah longsor.
"Posisi istri pada saat itu kelihatan, tapi dia terjepit, enggak bisa ditolong. Saya hanya bisa membacakan doa di telinganya," kata Hamzah, yang tak bisa berbuat apa-apa karena tak ada alat berat untuk bisa mengangkat beton yang mengimpit istrinya.

3 days ago
16




,x_140,y_26/01kdfkg332x5xwjb44ddfrf4m7.jpg)

































