Chanthaburi, Thailand (ANTARA) - Para pejabat militer Thailand dan Kamboja belum mencapai kesepakatan gencatan senjata yang definitif pada Kamis (25/12) meski negosiasi intensif telah memasuki hari kedua.
Selama perundingan yang digelar di Chanthaburi, Thailand, itu, kedua pihak saling bertukar draf kesepakatan untuk mengakhiri konflik perbatasan, tetapi hingga Kamis malam belum ada dokumen yang ditandatangani.
Meski demikian, para pejabat mengaku optimistis karena suasana pembicaraan dinilai lebih cair dibandingkan pertemuan sebelumnya.
Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand Jenderal Nattapong Praokaew mengatakan pertukaran usulan selama perundingan begitu kompleks.
Pihak Thailand bergerak cepat menyusun draf awal pada Rabu malam untuk segera disampaikan ke pihak Kamboja. Sejak itu, kedua pihak telah melalui tiga kali revisi draf sembari menjelaskan posisi dan keprihatinan masing-masing.
Kedua pihak berusaha agar kesepakatan bersama dapat segera dirampungkan pada Jumat (26/12) dan penandatanganan gencatan senjata secara resmi dapat dilakukan keesokan harinya oleh menteri pertahanan kedua negara.
Sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja telah berlangsung puluhan tahun. Namun, sengketa itu berubah menjadi konflik bersenjata pada 24 Juli, ketika kedua negara saling melancarkan tembakan artileri dan serangan udara.
Pada 4 Agustus, kedua pihak mengumumkan gencatan senjata yang kemudian diperkuat dengan perjanjian pelaksanaan beberapa hari setelahnya. Namun, bentrokan kembali terjadi sejak awal Desember dan telah menewaskan 96 orang dari kedua pihak.
Sumber: TNA/OANA
Baca juga: Kamboja tuduh Thailand lakukan serangan di tengah perundingan damai
Baca juga: Militer Thailand kecam serangan roket Kamboja ke daerah sipil
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 day ago
4





































