Manila (ANTARA) - Biro Imigrasi (Bureau of Immigration/BI) Filipina pada Selasa mengonfirmasi dua pelaku penembakan massal yang menjadi salah satu insiden paling mematikan di Australia itu sempat mengunjungi Filipina bulan lalu.
Naveed Akram beserta rekannya dalam aksi penembakan, yaitu ayahnya sendiri Sajid Akram (50), tiba dari Sydney, Australia pada 1 November dan keduanya menyatakan Davao City di Filipina selatan sebagai tujuan mereka, menurut Juru Bicara BI Filipina Dana Sandoval.
"Mereka meninggalkan negara tersebut pada 28 November 2025 melalui penerbangan transit dari Davao menuju Manila, dengan Sydney sebagai tujuan akhirnya," ungkap Sandoval.
Dewan Keamanan Nasional (National Security Council/NSC) Filipina menyebutkan pihaknya mengetahui laporan yang mengaitkan kedua tersangka dengan perjalanan mereka di Filipina dan bahwa informasi tersebut sedang divalidasi.
Badan tersebut menyampaikan masih belum ada informasi terkonfirmasi yang menunjukkan kunjungan tersebut menimbulkan ancaman keamanan atau kekhawatiran darurat.
"Protokol keamanan, imigrasi, dan kontraterorisme standar tetap aktif sepenuhnya, dengan koordinasi yang sedang berlangsung bersama otoritas Australia," ujar NSC dalam sebuah pernyataan.
Seorang ayah dan anak laki-lakinya melepaskan tembakan di sebuah perayaan umat Yahudi di Pantai Bondi, Sydney, pada Minggu (14/12) menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai puluhan lainnya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 week ago
13







































