Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menegaskan bahwa Indonesia akan terus berperan sebagai jembatan (bridge builder) dalam upaya bersama meredakan ketegangan akibat sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja.
“Indonesia berupaya menjadi bridge builder dalam setiap kesempatan. Kita tak hanya menjembatani berbagai kepentingan tapi juga mencoba menawarkan solusi,” kata Juru Bicara Kemlu RI Yvonne Mewengkang merespons pertanyaan ANTARA soal kemungkinan RI menjadi mediator untuk Kamboja dan Thailand.
Dalam temu media di Jakarta, Jumat, Yvonne berkata bahwa Indonesia menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi konflik antara kedua negara bertetangga tersebut dan selalu mendukung upaya penyelesaian konflik secara damai.
Ia memastikan bahwa Indonesia juga terus mendukung penyelesaian konflik melalui mekanisme ASEAN yang dipimpin oleh pemegang keketuaannya saat ini, yaitu Malaysia.
Dukungan Indonesia itu tercermin dari komitmen Menteri Luar Negeri RI Sugiono untuk menghadiri pertemuan khusus menlu ASEAN terkait Thailand–Kamboja pekan depan.
Ia menambahkan pertemuan khusus itu akan membicarakan secara rinci mengenai perkembangan dan dinamika eskalasi konflik antara kedua negara anggota ASEAN tersebut.
“Mereka adalah saudara kita semua, Thailand dan Kamboja. Jadi kita berusaha semaksimal mungkin untuk terus mencari solusi yang damai terkait eskalasi yang terjadi,” ucap Yvonne.
Pertempuran antara Thailand dan Kamboja sempat mereda setelah disepakati gencatan senjata pada pertengahan tahun ini. Namun, ketegangan di perbatasan kembali meningkat sejak awal Desember, ketika kedua negara saling menuduh pihak lain melanggar kesepakatan tersebut.
Kamboja dan Thailand telah menandatangani perjanjian damai di sela-sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur pada Oktober lalu. Namun, perjanjian itu ditangguhkan sementara setelah sejumlah tentara Thailand terluka parah akibat ledakan ranjau darat di wilayah perbatasan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pekan lalu mengatakan para pemimpin kedua negara telah bersepakat untuk menghentikan pertempuran. Namun, bentrokan di wilayah perbatasan masih terus berlanjut.
Thailand melaporkan 21 tentara dan 16 warga sipilnya tewas, sementara Kamboja mencatat 18 kematian dan 78 korban luka di pihaknya.
Sebelumnya pada Kamis (18/12), ribuan warga Kamboja menggelar aksi unjuk rasa untuk mendesak kedua pihak menghormati gencatan senjata.
Baca juga: Menlu RI akan bahas konflik Thailand-Kamboja di pertemuan khusus ASEAN
Baca juga: Menteri Luar Negeri China bicara dengan menlu Kamboja dan Thailand
Baca juga: AS minta Thailand ambil tindakan konkret di tengah konflik Kamboja
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 week ago
28





































