Ankara (ANTARA) - Situasi di sepanjang perbatasan Kamboja–Thailand tetap tenang untuk hari kedua berturut-turut pada Ahad, menyusul kesepakatan gencatan senjata yang dicapai kedua negara setelah hampir tiga pekan bentrokan mematikan, kata pejabat pertahanan Kamboja.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja Letjen Maly Socheata mengatakan kepada pers bahwa kondisi di garis depan tetap stabil sejak Sabtu siang, saat gencatan senjata resmi mulai berlaku, seperti dilaporkan kantor berita resmi Agence Kampuchea Presse.
Militer Thailand juga mengonfirmasi meredanya kekerasan di wilayah perbatasan, meskipun masih terpantau adanya pergerakan terbatas di sejumlah titik, sebut laporan media Thailand, Khaosod.
Kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani pada Sabtu itu mengakhiri hampir 20 hari bentrokan bersenjata yang menewaskan puluhan orang dan memaksa hampir satu juta warga sipil mengungsi dari kawasan perbatasan yang disengketakan.
Dalam perjanjian tersebut, kedua pihak sepakat untuk segera menghentikan seluruh aksi permusuhan dengan menggunakan jenis senjata apa pun serta berkomitmen menghindari tembakan tanpa provokasi, pergerakan pasukan, maupun manuver menuju posisi lawan.
Kamboja dan Thailand juga sepakat mempertahankan jumlah pasukan yang ada dan tidak mengirimkan bala bantuan tambahan ke wilayah perbatasan guna mencegah eskalasi lebih lanjut.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Thailand menyatakan akan memulangkan 18 tentara Kamboja yang ditahan sejak Juli, setelah gencatan senjata berjalan penuh selama 72 jam tanpa pelanggaran.
Baca juga: Kamboja tuduh Thailand lakukan serangan di tengah perundingan damai
Para menteri luar negeri kedua negara dijadwalkan bertemu pada Senin dalam pertemuan trilateral yang difasilitasi China di Provinsi Yunnan, China barat daya, untuk membahas langkah lanjutan pascagencatan senjata.
Sekitar 99 orang dilaporkan tewas selama 20 hari bentrokan sejak konflik kembali pecah pada 8 Desember, sehari setelah insiden perbatasan yang melukai dua tentara Thailand.
Otoritas Thailand menyebutkan 26 prajurit dan satu warga sipil Thailand tewas dalam konflik tersebut, sementara 41 warga sipil lainnya meninggal akibat dampak tidak langsung dari pertempuran.
Kementerian Dalam Negeri Kamboja melaporkan sedikitnya 31 warga sipil Kamboja turut menjadi korban jiwa dalam bentrokan tersebut.
Thailand dan Kamboja memiliki sengketa perbatasan yang telah berlangsung lama dan kerap memicu kekerasan, termasuk bentrokan besar pada Juli lalu yang menewaskan sedikitnya 48 orang.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Ketua ASEAN sambut baik gencatan senjata Thailand-Kamboja
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

4 hours ago
3





































