Jakarta (ANTARA) - Menjelang perayaan Tahun Baru, antusias masyarakat membeli kembang api biasanya meningkat drastis untuk memeriahkan malam pergantian tahun.
Karena sudah menjadi tradisi, malam pergantian tahun akan terasa kurang lengkap jika tidak dihiasi oleh indahnya langit malam dengan kembang api.
Namun, tahukah bahwa asap dari pembakaran kembang api justru berisiko buruk bagi kesehatan?
Seperti emisi kendaraan, pesta kembang api juga menghasilkan polusi udara berupa partikel halus yang dapat memicu gangguan saluran pernapasan jika terhirup dalam jumlah besar.
Tak hanya itu, melansir berbagai sumber kesehatan, berikut beberapa efek yang terjadi dari kembang api bagi kesehatan.
1. Gangguan pernapasan
Pembakaran bahan peledak pada kembang api melepaskan campuran polutan berbahaya seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), hingga materi partikulat (PM) yang menjadi ancaman bagi kesehatan manusia.
Partikel halus ini mampu menembus sistem pernapasan, memicu iritasi paru, batuk, hingga mengi (wheezing) dan sesak napas akut.
Dalam jangka panjang, paparan asap tersebut tidak hanya merusak kinerja paru secara permanen, tetapi juga memperburuk kondisi kronis seperti asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
Bahkan jika tidak diwaspadai, akumulasi polutan ini dapat memicu penyakit serius seperti bronkitis dan kanker paru-paru, yang dalam kondisi fatal berisiko menyebabkan kematian dini.
2. Risiko dalam memperparah penyakit kronis
Paparan asap kembang api yang mengandung PM juga berisiko memperburuk kondisi kesehatan individu yang memiliki riwayat penyakit jantung, seperti risiko serangan jantung, serta risiko memperparah gangguan paru-paru.
3. Merusak kesehatan kulit
Paparan asap kembang api juga berisiko merusak kesehatan kulit, seperti kulit yang menjadi kering, kusam, atau memicu berbagai masalah kulit lainnya.
Dalam jangka panjang, paparan yang intens dan berkelanjutan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit.
4. Potensi luka bakar dan cedera fisik
Percikan api atau ledakan petasan yang terlalu dekat juga dapat menyebabkan luka bakar serius pada kulit, rambut, atau bagian tubuh lainnya.
Bahkan, jika menyalakan kembang api dengan tidak tepat dan kurang berhati-hati, dapat membahayakan dan berisiko mencederai orang di sekitar.
5. Memicu serangan epilepsi
Suara ledakan yang keras dapat meningkatkan aktivitas listrik di otak penderita epilepsi, yang pada akhirnya memicu kambuhnya gejala kejang atau tidak sadar mendadak.
6. Kerusakan sistem pendengaran
Suara bising ledakan petasan juga dapat menyebabkan trauma akustik atau noise-induced hearing loss akut, yang ditandai dengan telinga yang berdenging (tinnitus) atau gendang telinga pecah.
7. Risiko masalah penglihatan
Serpihan bahan kimia dari kembang api juga berpotensi melukai kornea mata. Pada kasus yang lebih parah, bisa menyebabkan luka bakar permanen hingga kebutaan.
Itulah dampak buruk dari menyalakan kembang api. Menikmati pertunjukan kembang api memang menjadi momen yang menyenangkan saat perayaan tahun baru. Akan tetapi, tetap berhati-hati terutama saat berada di dekat kembang api.
Untuk mengurangi risiko kesehatan di atas, pastikan Anda menjaga jarak, memakai masker saat kualitas udara buruk, dan berada di posisi yang berjauhan atau berlawanan arah angin untuk menghindari serpihan kembang api.
Baca juga: Wisatawan diimbau tidak nyalakan kembang api di Kepulauan Seribu
Baca juga: Polresta Denpasar larang pesta kembang api pada malam tahun baru
Baca juga: 10 spot seru menikmati kembang api Tahun Baru 2026 di Bandung
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

12 hours ago
2







































