Terlihat sepele, ini perilaku orang tua yang termasuk bullying kepada anak

4 days ago 17
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta (ANTARA) - Bullying atau perundungan adalah tindakan intimidasi, penindasan, hingga kekerasan yang bisa dilakukan lewat ucapan maupun tindakan fisik.

Selama ini, bullying sering berkaitan dengan lingkungan sekolah, pergaulan, atau media sosial (cyberbullying). Namun, tanpa disadari, perilaku bullying juga bisa terjadi di rumah dan tak jarang dilakukan oleh orang tua sendiri.

Tindakan tersebut kerap dibungkus sebagai candaan, kritik, atau alasan untuk mendisiplinkan anak. Padahal, dampaknya bisa sangat menyakitkan bagi anak.

Lalu, perilaku apa saja yang termasuk bullying orang tua terhadap anak? Berikut penjelasannya melansir dari berbagai sumber.

1. Memberi julukan negatif

Memanggil anak dengan sebutan yang menyinggung fisik atau kekurangannya, seperti “si ompong”, "si item", atau “si ceking”, sering dianggap panggilan bercanda. Namun bagi anak, julukan ini bisa terasa seperti hinaan dan membuat mereka minder dengan kondisinya serta tidak percaya diri.

2. Body shaming berkedok humor

Bercanda soal bentuk tubuh anak, misalnya membandingkan perut atau berat badannya dengan sesuatu, termasuk body shaming. Meski niatnya bisa jadi untuk memotivasi hidup sehat anak, komentar tentang fisik justru bisa melukai perasaan dan menurunkan rasa percaya diri anak.

3. Ancaman dan pemaksaan

Mengancam atau memaksa anak melakukan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman adalah bentuk bullying verbal. Pola ini bisa membuat anak merasa selalu salah dan takut mengungkapkan perasaan atau pendapatnya kepada orang lain, bahkan orang tuanya.

4. Pola asuh yang terlalu agresif

Penerapan disiplin sering kali disamakan dengan pola asuh yang agresif. Agar membuat anak patuh, orang tua terkadang menggunakan cara-cara keras seperti membentak, menghukum secara berlebihan, hingga melontarkan cacian.

Mendidik dengan cara agresif merupakan bentuk intimidasi emosional. Perlakuan yang tegas memang perlu dilakukan orang tua, namun melakukannya secara berlebihan justru sangat berisiko merusak kondisi kesehatan mental anak.

5. Memberikan silent treatment

Menenangkan diri merupakan hal yang diperlukan bagi orang tua saat emosi. Namun, mendiamkan anak dalam waktu lama tanpa penjelasan sebagai bentuk hukuman anak, termasuk sikap bullying emosional yang dilakukan orang tua. Sikap ini bisa membuat anak merasa tidak dianggap dan kehilangan rasa aman.

6. Membandingkan anak dengan orang lain

Orang tua yang membandingkan anak dengan teman atau saudara sering dianggap sebagai motivasi. Padahal, hal ini dapat membuat anak merasa rendah diri, apalagi jika dilakukan di depan orang lain. Anak bisa merasa tidak dihargai, putus asa, dan kehilangan kepercayaan diri.

7. Kekerasan fisik

Tindakan memukul, mencubit, menendang, atau mendorong adalah bentuk bullying fisik yang paling jelas dan berbahaya. Selain melukai tubuh, kekerasan fisik juga berdampak jangka panjang pada kesehatan fisik, mental, dan perkembangan anak.

8. Menuntut anak sesuai standar orang tua

Tanpa sadar, orang tua sering memaksakan standar dan harapan pribadinya kepada anak. Setiap pilihan anak yang tidak sesuai, tak jarang akan dikritik keras atau dilarang oleh orang tua karena merasa paling tahu mana hal yang terbaik.

Padahal, anak juga perlu dihargai pendapat dan keputusannya. Tuntutan yang berlebihan tidak akan membangun karakter anak, justru akan membebani anak dan merusak motivasinya.

Bullying di rumah bisa menjadi ancaman bagi kesehatan mental anak dan dampaknya bisa terbawa hingga dewasa, mulai dari rasa rendah diri sampai depresi. Oleh karena itu, orang tua perlu mulai memperbaiki cara berkomunikasi dan mengambil tindakan yang lebih baik dengan anak.

Baca juga: DKI terus perkuat ketahanan keluarga untuk perangi perundungan

Baca juga: Kemendikdasmen gandeng Raffi Ahmad ciptakan sekolah aman dan nyaman

Baca juga: Tekan angka kekerasan pada anak, Pemprov DKI luncurkan komik digital

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article